Posted by : Asep Nurjaman
Thursday, April 10, 2014
Silih Bagi - Ketenangan Hidup
Ilmu fisika, biologi, falak, dan kimia telah
menunjukan kepada kita bahwa dunia diciptakan dengan aturan-aturan dan
ukuran-ukuran yang rapi. Tidak ada tempat bagi sesuatu yang terjadi secara
kebetulan, semua berjalan mengikuti hukum-hukum yang telah Allah ciptakan di
alam semesta ini.
“… dan, Dia telah menciptakan segala sesuatu,
dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya.” (QS Al
Furqaan:2)
“Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu
menurut ukuran.” (QS Al Qamar:49)
Dan, tentu saja Allah menciptakan semua ini bukan
tanpa tujuan. Tidak mungkin tanpa tujuan. Pasti, akan selalu ada hikmah di
balik semua penciptaan ini.Namun, keyakinan akan
semua hikmah ini, bukan berarti kita akan mengetahuinya. Karena keterbatasan
ilmu manusia, bisa saja hikmah-hikmah itu masih tersembunyi, tidak terungkap
oleh pandangan manusia yang terbatas ini.
“… mungkin kamu tidak menyukai sesuatu,
padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak. ” (QS. An
Nisaa’:19)
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia
amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat
buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS.
Al Baqarah:216)
Dan, saya yakin bahwa keterbatasan ini pun
memberikan hikmah yang luar biasa bagi kehidupan manusia. Tidak semuanya harus
ada jawaban, yang perlu kita yakini adalah semuanya demi kebaikan kita.
Dalilnya sudah jelas dan sudah kita hafal bahwa Allah Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang.
Kadang kita berusaha keras, namun hasil seolah
tidak kunjung datang. Saya kata seolah sebab itu hanyalah pandangan kita yang
terbatas. Strategi, taktik, dan rencana matang tidak selamanya akan
menghasilkan sesuatu yang sesuai dengan keinginan kita. Bisa jadi, Allah telah
menyiapkan yang lain yang pastinya akan lebih baik dari itu.
“… Kamu tidak mengetahui barangkali Allah
mengadakan sesudah itu sesuatu hal yang baru.” (QS Ath Thalaaq:1)
“Dan kamu tidak dapat menghendaki (menempuh
jalan itu) kecuali apabila dikehendaki Allah, Tuhan semesta alam. (At
Takwir:29)
Jika saya berikhtiar itu semata-mata karena
memenuhi perintah Allah. Manusia hanya berusaha, sedangkan Allah yang
menentukan akibat dan hasilnya. Dan saya merasa yakin bahwa akibat dan hasil
yang dipilihkan Allah bagi saya adalah yang terbaik bagi saya.
Jika demikian, mengapa kita harus takut dan
khawatir dalam menjalani hidup? Bukankah semuanya untuk kebaikan kita sendiri.
Pahit mungkin terasa pahit yang kita alami. Kita tidak menyukai. Kita
membencinya. Padahal boleh jadi itu yang terbaik bagi kita.
Ya Allah, ampunilah hamba-Mu ini. Yang sering
mengeluh dengan pemberian-Mu. Yang sering lupa bahwa Engkau memberikan yang
terbaik.
(Rahmat ST - Motivasi Islam)