Posted by : Asep Nurjaman
Tuesday, April 8, 2014
Di setiap detik, menit, jam, hari, minggu, bulan,
tahun dan hingga ajal menjemput, kita tidak
lepas dari pertarungan melawan syetan. Pertarungan yang berlaku bagi seluruh
manusia tanpa pandang bulu dengan motif untuk memperbanyak teman di dalam neraka
kelak. Hasil pertarungan, manusia bisa menang atau bisa juga kalah. Syetan pada
dasarnya lemah, namun mereka memiliki peluang mengalahkan manusia, andai
manusia lebih lemah daripada syetan. Sebaliknya, manusia bisa menang, manakala
ia memiliki senjata yang sangat ampuh, yakni senjata IMAN.
Sangatlah berbahaya jika manusia tidak berbekal
senjata IMAN. Karena kenyataannya, perang melawan syetan tidaklah berimbang.
Syetan dari golongan jin bisa melihat manusia dan mereka saling bekerja sama
(bergerombol) satu sama lain. Lalu, adakah tips agar kita mampu memenangi
pertarungan itu? Tipsnya adalah sebagiai berikut :
1. Selalu
Memperbaharui Iman kapan dan dimana saja berada.
Sungguh syetan bersemayam dalam hati manusia. Saat
manusia berdzikir kepada Alloh, syetan akan berlari. Namun, saat manusia lupa
berdzikir, syetan datang kembali membisiki ke jalan kejahatan. Nabi
memerintahkan untuk senantiasa memperbaharui iman. Sahabat bertanya bagaimana
caranya? Nabi menjawab, perbanyaklah membaca, memahami dan mengamalkan laa
ilaha illalloh.
Rosul dan sahabat saja, yang paling benar imannya,
selalu memperbaharui iman mereka dengan berbagai cara. Misalnya berzikir,
pengajian, sholat jamaah, jihad, dan lain sebagainya. Tidak ada waktu yang
tersisa, untuk memberikan kesempatan syetan menjegal kehidupan kita. Hadirkanlah
selalu iman kapan dan dimana kita berada. Iman tidak hanya hadir di mesjid,
namun ia hadir dimana-mana dalam aspek kehidupan.
Kita patut belajar dari kisah dialog antara
pengembala kambing dengan Umar bin Khatab. Seorang pengembala sapi yang notabene
memiliki tingkat intelektual yang relatif rendah, namun memiliki nuansa
keimanan yang sangat tinggi. Saat pengembala dites keimananannya oleh sahabat
Umar bin Khatam untuk dibeli kambingnya. Umar berkata, “Bilang saja kepada
majikanmu, kambing dimakan serigala”. Pengembala pun berkata, “Dimana
Alloh?”. Mendengar jawaban ini, Umar pun
menangis.
2. Mentadabburi
al-Quran
Kiat kedua untuk memenangi pertarungan dengan
syetan adalah mentadabrui al-Quran. Dalam berbagai ayat al-Quran, dikatakan
bahwa merenungi dan menghayati al-Quran akan berkorelasi dengan penambahan iman
dan otomatis syetan akan menjauh. Ketika berinteraksi dengan al-Quran, maka
iman akan bertambah. Dan inilah yang membedakan antara orang beriman dengan
munafiq. Orang iman akan bertambah imannya, sementara orang munafik bertambah
penyakit nifaqnya, sampai mati dalam keadaan kafir.
Attaubah 124 :
“Dan apabila diturunkan suatu surah, maka di antara
mereka (orang-orang munafiq) ada yang berkata, “Siapakah di antara kamu yang
bertambah imannya dengan (turunnya) surah ini?” Adapun orang-orang yang
beriman, maka surah ini menambah imannya, dan mereka merasa gembira”.
Jadi, merenungi al-Quran merupakan kebutuhan yang
lebih besar dibandingkan makan dan minum. Saat tidak makan, bahaya ektrimnya
adalah sakit. Sementara, kalau tidak tadabur al-Quran, konsekwensinya bukan
hanya mati secara fisik namun juga hati nurani. Hati akan terkunci untuk
menerima nasehat dan akhirnya mati dalam keadaan kafir. Qs Muhammad 24, “Maka
tidaklah mereka menghayati al-Quran, ataukah hati mereka sudah terkunci?”
Dalam kondisi hidup yang penuh dengan fitnah,
diharuskan kita selalu mentadaburi al-Quran. Karena inilah sumber energi yang
akan hadir untuk mengalahkan syetan. Imam Ahmad bin Hambal, seorang sholeh,
saat diminta bantuan merukyah seseorang yang kesurupan jin. Sang Imam tidak
bersedia datang. Ia cukup mengirimkan sandalnya. Dan syetan pun langsung lari.
3. Komitmen untuk Selalu Berjamaah dengan
Orang-orang yang Benar dan Jujur
Kiat ketiga adalah berkomitem untuk selalu
berjamaah dengan orang benar dan jujur dalam aqidah, ibadah dan akhlaq.
Sebagaimana tercantum dalam QS at-taubah 119. “Wahai orang-orang yang beriman,
bertaqwalah kepada Alloh, dan bersamalah kamu dengan orang-orang yang benar”
Orang yang sendirian akan relatif mudah
terperangkap tipu daya syetan dan tenggelam dalam perbuatan haram. Awalnya
coba-coba namun akhirnya menjadi kebiasaan. Saat syetan menggoda manusia,
sebagian mereka saling mendukung kelompok lainnya, sehingga kalau manusia
sendirian, maka syetan akan mudah menjadi pemenang.
Dalam islam, apa saja yang berjamaah, memiliki
pahala yang besar, misalnya sholat berjamaah, makan berjamaah, bepergian
berjamaah, dan lain-lain. Berjamaah akan memberikan kekuatan dan sinergi satu
sama lain. Seorang mukmin akan kuat karena disebabkan saudaranya. Jangan
bingung memilih ‘label’ jamaah. Karena
dasar pemilihan jamaah berdasar tuntutan al-Quran dan Hadits bukan atas dasar
label, namun berdasarkan kriteria yakni mereka yang benar dan jujur.
4. Memahami
Islam secara Mendalam
Kita keempat adalah memahami islam dengan mendalam.
Tidak mungkin orang bodoh akan memiliki iman kuat sehingga memenangi
pertempuran dengan syetan. Dalam sebuah hadits, “Barangsiapa dikehendaki Alloh
baik, maka ia diberi pemahaman islam baik”. Syetan akan menyerah saat
berhadapan orang yang berilmu (paham), karena seorang faqih akan mengetahui
tipu daya syetan.
Ayat pertama al-quran yang turun menyeru tentang
pemahaman (ilmu) bukan solan jihad, sholat, dan ibadah lainnya. Karena semua
ibadah tidak akan diterima Alloh SWT
kalau tidak didasari ilmu yang dimiliki. Jadi jangan mengikuti sesuatu
yang kita tidak mengetahuinya.
Jangan pernah bosan memahami islam, sebagai modal
melawan syetan yang tidak pernah
berhenti menggoda manusia sampai qiamat.
Perbanyak kajian yang didasari kesadaran diri bahwa pertarungan dengan
syetan tidak akan pernah berhenti. Dan semoga kita dimudahkan mencintai ilmu
al-Quran, Sunah dan bersama orang-orang yang sholeh.
(DR. Ahzami Samiun Jazuli)