Posted by : Asep Nurjaman
Tuesday, April 8, 2014
Tips Menyikapi Konflik Rumah Tangga
Menjadi keluarga yang sakinah, mawadah & warohmah tentunya sangat dicita-cita oleh setiap insan yang menikah. Betul tidak..? yakni sebuah kondisi rumah tangga yang tenang, damai dan tentram. Orang sunda bilang “Kacai jadi saleuwi, kadarat jadi salogak, bobo sapanon, carang sapakan” Namun, kondisi ini bukanlah berarti keluarga yang tidak pernah mengalami masalah. Dalam kenyataannya, masalah akan selalu datang seiring dengan berjalannya waktu, baik yang disebabkan faktor internal maupun ekternal.
Jangankan kita sebagai manusia biasa, keluarga nabi
Muhammad-pun, pernah ditimpa masalah keluarga, misalnya tuduhan perselingkuhan
Aisyah dengan salah saorang sahabat, sampai kasusnya berlarut-larut 40 hari
lamanya dan diabadikan dalam QS An-Nur 11-17.
Jadi, perlu disadari bahwa kehidupan rumah tangga
tidak akan luput dari masalah atau konflik, sebagai ujian yang harus disikapi
bersama antara suami dan istri. Berikut, beberapa tips agar kita bisa meyikapi
masalah keluarga dengan bijak dan tetap mempertahankan kondisi tersebut :
1. Kehidupan
adalah Cobaan
Kunci pertama yang harus disadar adalah bahwa
kehidupan dunia adalah cobaan dan setiap orang pasti mengalaminya. Besar kecil
cobaan tergantung dari kondisi dan kapasitas seseorang. Rumah tangga orang kaya
bukan berarti tidak memiliki masalah, begitu pula dengan rumah tangga orang
susah. Mereka sama-sama menghadapi masalah sesuai dengan kondisinya
masing-masing.
Harta tidak menjadi jaminan kesuksesan rumah tangga
seseorang. Karena, tidak sedikit keluarga kaya raya yang berujung perceraian.
Dan sebaliknya, keluarga yang secara ekonomi pas-pasan, mampu mempertahankan
mahligai rumah tangganya dan menghasilkan generasi yang unggul. Jadi, setiap
pasangan yang menikah memerlukan kedewasaan dan kehati-hatian bersikap dan
berpikir agar bisa menemukan solusi terbaik saat menemui cobaan rumah
tangganya.
2. Rumah Tangga adalah Ibadah
Kiat kedua adalah menyadari bahwa rumah tangga bagi
seorang muslim adalah ibadah. Karenanya, semua aspek yang terkait dengan
kehidupan rumah tangga haruslah dibarengi dengan niat dan cara-cara yang baik.
Syetan akan selalu menggoda dengan berbagai macam cara sebagaimana syetan
selalu menggoda setiap aktivitas ibadah lainnya misalnya sholat, puasa, zakat,
haji, dll.
Mungkin sebagian orang beranggapan, bahwa
pernikahan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan biologis semata. Namun, di dalam
islam hakikat pernikahan adalah ibadah untuk menjalankan sunah rosul. Maka
dengan itu, setiap pasangan haruslah mengetahui ilmu bagaimana membina rumah
tangga yang sesuai syariat islam.
Islam telah mengatur setiap aktivitas yang terkait
dengan rumah tangga, misalnya tata krama saat melakukan hubungan suami istri,
aturan tidur anak laki dan perempuan, aturan masuk ke kamar orang tua, kewajian
mendidik anak, dll.
3. Jangan
Ceroboh Mengikrarkan kata “CERAI”
Saat terjadi percekcokan antara suami istri,
janganlah ceroboh mengikrarkan kata “cerai”. Karena sesungguhnya cerai termasuk
perkara yang meskipun dilakukan dengan bercanda, secara syariat dianggap
serius. Apalagi kalau dilakukan dengan serius.
Walaupun berniat main-main mengatakan CERAI, maka
itu dianggap sah secara syariat sehingga berlaku konsekwensinya. Cerai tidak
memerlukan syarat saksi dan ijab qobul sebagaimana diperlukan saat melakukan
pernikahan. Jadi berhati-hatilah dengan ucapan CERAI.
(Nasehet Islam)